Jika benar ingin kau miliki
mintalah pada Allah segenggam hati ini
karena aku bukan pemilik sejati
akupun hanya berserah diri pada Ilahi
pada siapa ku bersama nanti
mintalah di sepertiga malammu
mintalah di penghujung malam yang syahdu
jika engkau memang untukku
jika aku memang untukmu
semoga kita segera bertemu
selalu yakin dan berpasrahlah
hilangkan galau dan gelisah
singkirkan segala resah
yakinlah semuanya akan indah
jika kita telah mendapatkan restu Allah
Kamis, 22 Januari 2015
Rabu, 21 Januari 2015
Hari kedua di puskesmas
16 Desember 2014
Aku sudah 2 hari berada di puskesmas tepatnya di loket
kartu. Hal ini bermula dari ibuku yang mempunyai teman yang bekerja disana
kemudian singkat cerita mulai hari Senin kemaren aku berada di sana. Kepala
puskesmas tersebut menyebut sebagai magang, ibuku mungkin akan lebih bangga
dengan menyebutnya bekerja, tapi kenyataannya itu hanya sekedar aktivitas
bantu-bantu. Kalau dikatakan mencari pengalaman bagiku aku sudah cukup
berpengalaman dalam hal seperti ini. Itu karena aku sudah pernah menjadi
petugas penerima mahasiswa baru yang kerjaannya tak jauh beda dengan penjaga
loket kartu puskesmas. Bedanya hanya pada tempat dan jenis orang yang dilayani
saja. Selebihnya semuanya tak jauh berbeda. Berhadapan dengan berkas-berkas,
kemudian menunjukkan kemana arah selanjutnya kepada pasien. Bahkan saat kami di
penerimaan mahasiswa baru dulu sering menyebut calon mahasiswa yang mau
mendaftar dengan sebutan “pasien”. Jadi
aku rasa bukan mencari pengalaman yang dijadikan tujuanku berada di sana.
Lalu untuk apakah?
Aku kemudian teringat saat PBL 2, kami sebagai anak mrs
diberi tugas untuk mencari spm dan sekaligus “ngeshift” juga di puskesmas yang
sudah ditentukan. Salah satu teman kami yang dijadwalkan kena ngeshift di
bagian loket kartu mendapatkan cemoohan dan sindiran yang membuatnya menangis.
Petugas di sana mengatakan “untuk apa kalian sebagai skm di loket kartu ini,
anak SMA juga bisa di sini, nggak harus skm”. Mak jleb banget kan. Tentu saja
aku selalu teringat kata-kata ini saat akan, sedang dan sesudah berada di loket
kartu selama dua hari ini. Aku takut jangan-jangan ada yang bakalan bilang hal
serupa itu juga kepadaku, namun syukurnya tidak ada. Tapi hanya diriku saja
yang kadang mengatakan hal itu kepada diriku sendiri. Gengsi dan egoku sangat
tinggi. Beruntung ada sisi lain dalam diriku yang mengatakan bahwa sebagai calon kepala
puskesmas di masa mendatang (aamiinn) apa salahnya mengetahui dan menjalani
terlebih dahulu bagian teringan yang ada di suatu puskesmas. Istilahnya memulai
seusatunya dari nol. Semoga dengan pernah berada di loket kartu ini nantinya
bisa membuat suatu perbaikan pada bagian-bagian yang mungkin masih dianggap
perlu diperbaiki. Contohnya selama dua hari ini aku mempunyai beberapa masukan
untuk loket kartu, diantaranya mengenai berkasnya, alangkah lebih baik dan
mudah jika berkas pasien di simpan dalam bantex di boxfile agar lebih cepat
dalam pencarian berkasnya. Selain itu ada juga yang nomor RM’nya sama tapi beda
orang,mungkin sebaiknya harus lebih teliti.
Kebebasan menulis
Seseorang pernah berkata “mbak fit itu kalo sering cuap-cuap
di media sosial berarti masih normal, tapi kalo udah diem nah itu yg masalah,
berarti ada sesuatu…”
Yahh pernyataan itu sangat-sangat betul sekali. Bagiku
normal itu adalah suatu kondisi dimana aku bisa merasa bebas menuliskan apapun,
tentang apapun tanpa berpikir lagi komentar-komentar orang lain yang akan
membaca tulisan tersebut. Aku bebas, tak takut dengan sindiran, tak takut
dengan ejekan, tapi percaya diri dengan apa yang ku tuliskan, dengan
menunjukkan inilah diriku.
Beberapa tahun terakhir aku memang aktif di facebook, dunia
itu sangat mengalihkanku dari dunia-dunia lain. Apalagi setelah aku terkena
virus gombal-gombalan itu, aku jadi semakin sering menuliskan sesuatu yang
beraroma gombal. Bagiku itu suatu kebahagiaan tersendiri dapat menuliskan apa
yang terlintas dalam pikiran. Walaupun pernah beberapa kali mencoba
menghentikan tulisan sejenis itu karena seringnya di nilai negative oleh
orang-orang. Namun ternyata belum mampu menghentikan secara total. Inspirasi
untuk menulis gombalan itu sangat besar. Dan lagi-lagi aku tak kuat
membendungnya, tak kuat jika hanya menyimpan dalam hati dan pikiranku. Hingga
akhirnya muncul lagi ke permukaan alias kembali ku tuliskan di facebook
tersebut.
Sampai pada suatu hari, terjadilah sesuatu yang sebenarnya
sangat aku nanti-nantikan dan juga aku khawatirkan. Pokoknya sesuatu itu sangat
sesuatu deh. Hingga akhirnya setelah sesuatu itu terjadi aku merasa tak bisa
lagi menuliskan gombalan-gombalan yang dulusering ku tulis. Bukan karena tak
ada inspirasi, inspirasi itu masih sering muncul. Tapi ada sesuatu dalam diriku
yang seolah-olah mencegah untuk aku menuliskannya di facebook. Sesuatu itu
sangat kuat pengaruhnya hingga aku tak berdaya untuk menolak. Satu dua kali
memang masih pernah, tapi tak bertahan lama, kemudian ku hapus.
Beranjak dari masalah gombal menggombal, dan kembali pada masalah
normal dan tak normal. Selain karena sesuatu yang terjadi itu tadi di atas,
masalah lain juga banyak terjadi di waktu yang hampir bersamaan munculnya dan
masih beriringan sampai sekarang. Makanya terjadilah sesuatu yang terasa sangat
kompleks. Aku tak cuma tak bisa menulis kalimat-kalimat gombal lagi, bahkan
menulis hal-hal lain pun sudah sangat jarang sekali. Seperti tak ada lagi
sesuatu yang pantas untuk dituliskan. Ibaratkan kalimat-kalimat itu adalah
makanan, maka air liur terasa pahit hingga tak ada makanan yang ingin di telan,
tak ada yang menarik.
Aku tak tau sampai kapan hal ini terjadi kepadaku. Sebagai pengobat
kerinduan akan tulisan-tulisanku yang dulu, maka ku paksakan diri untuk menulis
di blog saja. Memang penyakit malasku sangat kuat, sehingga perlu tenaga ekstra
untuk menulis kalimat-kalimat hingga mencapai beberapa paragraph. Karena gak
mungkinlah nulis di blog hanya beberapa kata saja seperti nulis di facebook. Walaupun
sebenarnya sah-sah saja. Hehe
Demikianlah tulisan ini saya buat, intinya lagi ada sesuatu
dalam diri hingga aku tak bisa lagi menulis-nulis ria di facebook dengan bebas.
Semoga segera ku temukan kembali diriku yang lebih baik. Aamiinn..
Langganan:
Postingan (Atom)