Suatu hari saat aku masih MTs setingkat dengan SMP seorang
guru yang mengajar sejarah, sekaligus ekonomi, juga geografi mengatakan sesuatu
hal masih ku ingat sampai sekarang (yaiyalah ku ingat, kalau nggak ingat nggak
mungkin aku nulis ini sekarang,hehhe), yaa pokoknya yang paling berkesanlah ya
makanya terus teringat sampai sekarang. Aku lupa tepatnya beliau sedang
mengajar pelajaran apa. Yang pastinya beliau mengatakan bahwa “Setiap kalian
ini, para perempuan, pasti nanti akan ada yang mencintai, jadi tak perlu takut
dan tak perlu memikirkannya sekarang. Suatu saat nanti PASTI ada satu orang
yang MENCINTAI kalian.” Kurang lebih begitulah intinya perkataan beliau. Saat
itu aku menangkapnya hanyalah sekedar
intermeso atau ya hanya sekedar perkataan tentang akan ada yang mencintai.
Namun saat aku beranjak menulis ini tiba-tiba aku menangkap sesuatu, aku
menangkap sebuah nasihat pada kalimat yang ku anggap biasa saja, yang itu masih
ku ragukan kepastiannya. Aku baru sadar beliau mengatakan itu mungkin karena
beliau ingin saat itu kami tidak perlu memikirkan urusan cinta dahulu, alias
pacaran. Pacaran kan identik dengan orang yang saling mencintai. Nah makanya
beliau mengatakan suatu saat nanti PASTI ada satu orang yang MENCINTAI kalian.
Jadi bagi yang sedang berpacaran tak perlu terlalu serius karena siapa tau
bukan pacarmu yg sekarang ditakdirkan untuk menjadi orang yang mencintaimu
suatu saat nanti, dan bagi yang baru putus, bertepuk sebelah tangan, di PHP
(kayaknya dulu belum ada istilah PHP deh,hhehe), dan sejenisnya, tak perlu
terlalu galau memikirkan hal tersebut, tak perlu memikirkan orang yang dicintai
saat ini namun tak mencintai kita, karena suatu saat nanti PASTI ada satu orang
yang MENCINTAI kalian.
Dan sebuah perkataan yang ku ragukan kepastiannya itu
sekarang semakin menunjukkan identitasnya, semakin menunjukkan kebenarannya.
Satu per satu teman-temanku yang ku anggap wajah dan
sikapnya biasa saja mendapatkan pasangannya, menikah, mempunyai anak. Begitu
juga dengan teman-teman yang rupawan dan menawan mulai mendapatkan tambatan
hati entah itu dengan pacarnya atau dengan pacar orang, atau dengan pacar yang
kesekian. Hehehe. Selain itu orang-orang yang umurnya dibawah aku beberapa
tahun, yang seumuran aku, ada juga adik sepupu aku, mereka telah meyakinkan
diri untuk berumah tangga dan sekarang telah menggendong anak masing-masing.
Aku mulai percaya, akan ada yang mencintai.
Kemudian ku tatap diriku. Yang masih begitu sering menangisi
yang tak ingin ku tangisi, yang menggalaukan kegalauan itu sendiri.
Kenapa cintaku masih bertepuk sebelah tangan?
Kenapa hanya aku yang menyimpan cinta sendirian?
Di tengah kegalauan segalau-galaunya, ada seseorang yang
dengan begitu nekatnya mengatakan ingin melamarku.
Orang yang dulu pernah ku harapkan, tapi jauh saat aku masih
kecil, masih anak-anak, yang bahkan mungkin saat aku belum mengerti apa itu
cinta sebenarnya. Ternyata mengatakan ingin melamarku, tanpa mengatakan ia
mencintaiku, ia menyayangiku, dan sejenisnya. Saat ku tanya mengapa harus aku,
bukankah banyak yang cantik-cantik di luar sana. Dia hanya menjawab karena perasaannya
dari hati bukan karena nafsu. Aku sedikit tersentuh namun tak mampu membuatku
luluh. Di tengah kegalauanku akan banyak hal aku tak ingin membuatnya menunggu
jawabanku yang sedang galau saat itu, aku juga tak ingin menjadi pemberi
harapan palsu, ataupun menggantung perasaan orang lain, dan aku juga tak ingin
memikirkan jawaban untukknya berlama-lama. Hingga akhirnya langsung saja ku
katakan kita berteman saja, kamu cari yang lain saja, saat ini aku belum ingin
memikirkan hal tersebut. Klik send. Semoga dia mengerti walaupun aku sendiri
kurang mengerti dengan keadaanku saat itu. Semoga penolakanku cukup halus. Di
satu sisi aku mengakui keberaniannya yang langsung mengatakan ingin melamar,
disisi lain aku curiga jangan-jangan aku hanya orang kesekian yang ada dalam
daftarnya untung dia mengatakan hal tersebut dan berharap salah seorang
diantaranya menerimanya. Maafkan aku bukan bermaksud negative thinking, hanya
antisipasi saja. Bukankah kami belum terlalu mengenal, ya sekadar nama memang
kenal, tapi kami sudah tidak pernah berkomunikasi secara langsung selama 10
tahun lebih. Hanya lewat sms dan itupun hanya sekedar say hello, tak ada
pembicaraan serius. Okelah jika dia saat itu tak ingin serius dulu karena tak
mau mengganggu kuliahku, dan setelah aku selesai ini baru langsung
mengatakannya. Tapi kan alangkah lebih baik jika kenal lebih dalam dulu.
Tidakkah dia mau mengetahui diriku yang sebenarnya seperti apa? Yang mungkin
berbeda jauh dengan anggapannya, dengan perkiraannya selama 10 tahun ini? Dan
maaf aku bukan perempuan yang ingin luluh begitu saja dan harus mengatakan iya
jika ada yang mengatakan cinta seperti yang kebanyakan teman-temanku lakukan.
Maaf aku berbeda.
Dan malam itu aku sengaja tidak bilang ‘lebih baik kita
mengenal lebih dalam dulu”. Ya alasanku yang pertama karena aku sedang
menggalaukan hal lain, dan karena pikiran negatifku diatas, dan tidak mau PHP,
takutnya setelah aku mengenalnya lebih dalam aku malah semakin yakin aku tak
bisa menerimanya, bukankah itu akan membuatnya semakin terluka dan aku akan
dianggap PHP kelas atas. Aku memang
sudah tidak yakin akan bisa menerimanya, karena dia pernah pasang foto2
perempuan sebagai DP BBMnya, entah itu
keluarganya atau siapanya. Kalau dia benar-benar mencintaiku tentu dia akan menjaga
perasaanku. Kalau dia mau memanas-manasiku, aku bukan orang yang mudah
dipanasi, aku orang yang akan membakar semuanya.
Tapi cinta tetaplah cinta, sebuah misteri yang tak dapat
diduga keberadaannya. Dan aku punya pernyataan bahwa cinta yang sebenar-benarnya
adalah cinta setelah adanya ikatan pernikahan.
Dan aku yakin suatu saat nanti akan ada yang MENCINTAIku
setulus hati, sehidup semati, hingga ke surga-Nya nanti. Aku yakin akan ada cinta yang PASTI untukku nanti. Cinta yang abadi
setelah terucap janji untuk sehidup semati. Cinta yang melekat setelah
diucapkan akad.
Ya Allah ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu, bimbinglah
hamba agar selalu berada di jalan-Mu. Ya Allah Yang Maha Pemurah, berilah hamba
pasangan yang shaleh, yang bertanggung jawab, yang berkomitmen untuk bersama-sama
menjalani kehidupan yang penuh misteri
ini dengan selalu berserah diri pada-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar