Selasa, 11 November 2014

contoh soal psikotes

lagi mau tes psikotes? bingung karena belum pernah kenal sama tes tersebut?
saya pernah mengikuti tes tersebut, cukup lama yaitu dari jam 8 sampe jam 12'n siang. banyak banget soalnya dan bercama-macam, seperti tentang antonim, aritmatik, deret angka, angka koran, logika angka, logika formal, wartegg, disuruh menggambar, dll. dibilang susah gak terlalu sih, dibilang mudah juga gak sih. menurut saya mengerjakan psikotes ini kendalanya adalah waktu. waktu yang disediakan sangat singkat, makanya butuh kecepatan untuk mengerjakannya. kalau soal2nya gak terlalu sulit, seandainya waktunya gak terbatas kemungkinan pastilah bisa benar semua jawabannya, hehhehe. butuh kecepatan dan ketepatan dalam mengerjakan soal psikotes itulah kunci utamanya menurut saya.
nah bagi rekan-rekan yang ingin latihan dulu sebelum mengikuti tes psikotes silakan kirim email ke fitrifiez86@gmail.com untuk mendapatkan file contoh soal2 psikotes... cukup dengan transfer Rp. 10.000 kamu akan mendapatkan soal-soal psikotes sebagaimana pada gambar di bawah >>>>

Minggu, 09 November 2014

Pintu istana yang pernah terbuka

Suatu hari kulihat sebuah pintu gerbang istana terbuka lebar, seolah-olah menawarkan masuk kepada setiap orang yang melihatnya. Tanpa pikir panjang akupun memasukinya. Semakin lama semakin jauh masuk ke dalam, mencari-cari dimanakah sebuah ruangan yang akan ku tempati. Tapi tak pernah ku temui apa yang ku cari, yang ada hanyalah rasa penasaran yang semakin tinggi untuk terus mencari. Aku terus mencari ke lorong-lorong yang dalam, berputar-putar yang membuatku seolah telah hafal seluruh isi ruangan tersebut. Namun tak jga menemukan sebuah ruangan untukku. Dengan langkah lelah letih lunglai aku mencoba untuk keluar saja dari istana itu, aku teringat sesuatu, yaitu aku lupa meminta izin sebelum memasuki istana tersebut. Ku cari-cari pintu keluar tapi belum ku temui. Aku sudah tersesat di istana megah itu. Akupun mencoba meneriakkan mantra-mantra berharap keajaiban terjadi, berharap sang pemilik istana mendengarnya kemudian memberikan ruang untukku atau menunjukkanku jalan keluar. sudah berbagai macam mantra ku ucapkan tapi tak ada yang berubah, hanya ada kicauan burung-burung yang tak pernah ku pedulikan. Sampai akhirnya dengan terus mengikuti kaki melangkah aku dapat kembali ke pintu gerbang dan bertemu pemilik istana. Yang ku katakan tentu saja tak lagi 'meminta izin untuk masuk' karena aku sudah masuk. Aku hanya bertanya 'apakah sebenarnya di dalam istana yang telah ku masuki itu ada ruangan untukku?' dan ternyata jawabannya tidak ada. Akupun keluar dan menyadari bahwasanya tak semua pintu yang terbuka itu bisa untuk disinggahi. Harusnya aku meminta izin terlebih dahulu sebelum melangkah masuk terlalu dalam.

Kamis, 30 Oktober 2014

Pertemuan vs Perpisahan



Satu-persatu bisa ketemu teman lama lagi, teman semasa sekolah pastinya. Ada sebongkah kebahagiaan yang tercipta ketika aku bisa ketemu mereka lagi setelah beberapa terpisah. Namun kebahagiaan tak pernah pisah dengan sebuah kesedihan begitupun sebaliknya. Beberapa menit setelah mengalami kebahagiaan itu maka muncullah setetes kesedihan menyusul. Kenapa ? karena langsung terpikir akankah aku bisa bertemu lagi dengan teman-teman semasa kuliah. Kapan hal itu bisa terjadi lagi? Bukankah peluang untuk bisa bertemu lagi itu sangat kecil, dan bisa dikatakan itu hanya akan menjadi sebuah kebetulan jika bisa bertemu lagi. Walaupun tak ada kebetulan di dunia ini, melainkan sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Namun ya katakan saja peluangnya sangat kecil sekali. Hal ini tentu saja karena jarak, tempat tinggal yang berbeda-beda. Misalkan semuanya tinggal di Jogja itu masih lumayanlah, sekali ke Jogja akan bisa bertemu semua. Tapi ini tidak, jika suatu saat aku ke Jogja mungkin hanya sedikit orang saja yang masih ada di sana, yaitu mereka yang memang asli sana dan mereka yang terlanjur sangat cinta dengan Jogja atau bertemu jodohnya dengan orang Jogja, selain itu adalah hanya tinggal kenangan yang akan ditemui. Tempat tinggal yang tersebar di nusantara membuat kemungkinan untuk bertemu lagi itu sangat kecil bahkan mungkinbisa jadi tidak akan bertemu lagi. Jleb. Ada rasa sakit yang menancap di hati. Ahh rasanya baru kemaren berkenalan dengan mereka, sekarang sudah tak bisa lagi bertatap muka, dan tak tau kapan lagi bisa bertegur sapa di dunia nyata. Tuhan mengapa secepat ini Engkau pisahkan. Tuhan izinkan suatu saat nanti kami kembali dipertemukan.inilah sebuah kenyataan, ada saat kita dipertemukan dan ada saat kita harus dipisahkan. Ketahuilah bahwa di balik semua itu terdapat cobaan. Cobaan untuk mengetahui seberapa ikhlas kita menerima kenyataan tersebut, seberapa sabar kita menahan kesedihan akan perpisahan tersebut, seberapa besar rasa syukur atas pertemuan yang telah diberikan.#29/10/2014

Ke Sawah Lagi



Hari ini akhirnya aku bisa ikut nenek lagi ke sawah. Sudah sekian tahun, mungkin sepuluh tahunan lebih aku gak pernah ikut lagi ke sawah nenek yang ada di seberang sungai kedua. Sebenarnya aku sudah hamper dua bulan di rumah namun belum sempat dan memang belum bisa ikut saat nenek pergi ke sawah biasanya, karena masih ada yg dilakukan yaitu seperti tes, walaupun gak tiap hari tesnya, apalagi tes cpns Cuma sekali aja yaitu kemaren, tapi kan sebelumnya perlu persiapan dulu seperti belajar. Walaupun belajarnya juga memang tidak setiap waktu, tapi tetap saja merasa tidak tenang, tidak focus jika ikut ke sawah kemaren-kemaren itu. Mungkin faktor sebenarnya malas aja kali ya, tapi dibilang malas gak juga sih, soalnya sudah lama juga aku ingin ikut ke sawah, namun waktunya belum tepat menurutku, hehehhe..
Pas ke sawah tadi itu rasanya benar-benar mengulang masa kecil dahulu. Sawah yang teduh dengan anginnya yang menyegarkan dan kicauan burung yg memecah kesunyian. Walaupun sudah banyak yg berbeda seperti dulu aliran sungainya lebih luas, dulu banyak pohon-pohon pisang sekarang pohon pisangnya tinggal satu, dulu ada pondok sekarang tinggal tiang-tiangnya dan tanahnya pun semakin meninggi. Walaupun begitu tapi suasana di bawah tanaman ubi yang menjalar itu tetap sama. Menyusup di dalamnya untuk mengambil ubi yang tersimpan di dalam bongkahan tanah. “Kuasa Allah memberikan rezeki dari dalam tanah” ucap nenek setelah berhasil mencabut ubi yang kesekian.
Sungguh sangat rindaang dan teduh berada di dalam perkebunan ubi nenek ini. Jikalau berbaring di sela-selanya pasti akan tertidur pulas. Sayangnya aku tidak bgitu diizinkan ikut membantu mencabut ubinya padahal tujuan utamaku adalah ikut membantu mencabut. Karena ada kepuasan tersendiri apabila berhasil mencabut ubi yang tertanam di bawah tanah tersebut. Aku hanya berhasil mendapatkan sebiji ubi dan ukurannya pun kecil dan itu memerlukan waktu yang cukup lama,hehe. Hal itu karena aku mencabutnya hanya menggunakan tangan kosong, sedangkan tanah yang harus digali sangat keras. Berbeda dengan nenek yang memang membawa linggis untuk menggali tanahnya.
Aku merasa sangat bangga pada nenekku, karena walau usianya sudah tua tapi tetap mandiri. Dia mengurusi tanamannya sendiri kemudian menjualnya dan uangnya bisa buat belanja. Sebenarnya kalau nenek mau diam saja di rumah dia sudah terjamin uang belanjanya karena anak-anaknya sudah cukup untuk memberikan keperluannya. Namun begitulah manusia sejati seperti nenekku tak mau hanya menunggu pemberian saja, selama dia bisa berusaha sendiri dia akan melakukannya sendiri. Lagipula nenek terlihat sangat senang dan bangga dengan sawah yang telah diurusnya sejak dulu itu. Apalagi dengan ubinya, nenek lebih suka mencabutnya sendirian daripada harus mengupah oranglain.
Begitulah harusnya setiap manusia, berusaha melakukan sesuatu selama masih bisa bergerak, masih bisa diberikan kekuatan oleh Allah. Kemudian cintailah apa yang telah dilakukan tersebut. Syukuri setiap pemberian yang Allah berikan. Aku beruntung sekali bisa kembali lagi ke sawah ini, walaupun gak manjat-manjat lagi kaya dulu tapi aku sangat bersyukur. Allah masih memberikan umur panjang kepadaku dan nenekku hingga kami bisa ke sawah ini lagi.
Karena ini bertepatan dengan hari sumpah pemuda, maka aku memaknainya bahwa setiap pemuda itu harus bisa mandiri sedini mungkin, bekerja keras, dan tak malu dengan pekerjaannya asalkan itu halal dan baik. misalnya kayak ke sawah bantuin orang tua kan gapapa.. :)  #28/10/2014

Senin, 27 Oktober 2014

Rasa yang Mengakar

selama ini berpikir bahwa sesuatu yg disimpan itu lama-kelamaan akan hilang atau melebur dengan sendirinya, tapi seiring berjalannya waktu malah tumbuh membesar, berakar, bercabang beranting bahkan berbunga-bunga... kalau sudah begitu, ibarat sebuah pohon yg akarnya sudah kuat didalam walau ditebang tetap tak bisa hilang begitu saja, tetap bisa tumbuh bertunas lagi, maka untuk menghilangkannya akarnyalah yg harus dicabut. tapi semua org juga tau mencabut pohon sampai ke akar itu butuh proses, tidak bisa sekalian langsung cabut, butuh tenaga ekstra....
seperi itulah gambaran perasaanku selama ini... dulu ku kira perasaan itu akan hilang dengan sendirinya, namun ternyata tidak. bahkan setelah mengetahui kenyataan bahwa perasaan itu tak akan sampai, perasaan itu bertepuk sebelah tangan, aku belum bisa menghilangkan. aku hanya bisa mengontrol agar tetap berada pada batas-batas yg kuanggap normal, bahkan harus mengurangi mngeluarkan ekspresi2 yg berlebihan biar gak dikira "gak bisa move on", padahal emang belum bisa move on. aku rasa perasaan ini telah diatur oleh-Nya, dan memang tak bisa dihilangkan, hanya akan bisa berpindah ke tempat lain, hanya saja sekarang belum ada tempatnya..hehee..
jadi ya sabar aja, aku terima keadaan ini, dan selalu berusaha tidak mengganggu atau membuat risih pihak manapun.. aku akan selalu perlihatkan bahwa aku baik-baik saja.. selama ini aku sudah pandai menyimpan rasa itu bertahun2, harusnya juga sedemikian pandai menyimpan sedikit rasa kecewa atau sedih itu, lagipula aku juga gak tau kenpa begitu menginginkannya,. padahal dilihat dari berbagai sisi sungguh terdapat byk perbedaan diantara kami. yang ku sadari mungkin karena aku terlalu simpati, terlalu merasa byk berhutang budi, byk bgt pelajaran n pengalaman yg kudapatkan darinya. makanya mungkin rasa terima kasih itu juga bermetamorfosis menjadi rasa 'itu"...

Sabtu, 11 Oktober 2014

[Macau] Kebudayaan Macau yang Memukau



Kebudayaan adalah warisan sejarah yang merupakan amanah dari nenek moyang atau para pendahulu yang patut untuk dilestarikan dan bisa dijadikan suatu pembelajaran untuk kebaikan di masa mendatang. Kebudayaan merupakan saksi bisu dari adanya peradaban di masa lalu yang harus dijaga selalu. Sebagaimana Negara Indonesia yang kaya akan kebudayaannya, Macau yang merupakan salah satu daerah administrasi khusus dari Republik Rakyat Cina ini  juga menyimpan berbagai macam budaya peninggalan nenek moyangnya yang masih dapat dilihat hingga sekarang. Siapa sangka sebuah kota yang terkenal dengan dunia malamnya ini mempunyai warisan sejarah yang patut untuk diketahui. Jika di Indonesia terdapat banyak candi peninggalan zaman dahulu maka di Macau terdapat berbagai macam kuil,  monumen-monumen kuno yang mempunyai nilai sejarah dengan berbagai macam cerita indah di dalamnya. Maka akan sangat beruntung sekali jika kita bisa mengetahui bagaimana sejarah kebudayaan yang ada di Macau ini, sebagai bahan perbandingan dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain itu dengan mengetahui suatu sejarah kebudayaan maka diharapkan kita bisa menjadi orang yang senantiasa menjaga, menghargai, melestarikan kebudayaan yang tidak ternilai harganya.
Berikut adalah beberapa bangunan peninggalan sejarah yang ada di Macau dengan mengutip dari http://id.macautourism.gov.mo/sightseeing/sightseeing.php?c=10 yaitu:
1.     
Kuil A-Ma
 
A-Ma Temple sudah ada sebelum kota Macau muncul menjadi ada. Ini terdiri dari Pavilion Gate, Arch Memorial, Hall Doa, Aula Kebajikan, Aula Guanyin, dan Zhengjiao Chanlin (paviliun Buddha). Berbagai paviliun didedikasikan untuk menyembah dewa-dewa yang berbeda di kompleks tunggal membuat A-Ma Temple representasi teladan budaya Cina terinspirasi oleh Konfusianisme, Taoisme, Buddhisme dan keyakinan rakyat banyak.

2.      Lilau Square
 
Air tanah dari Lilau digunakan untuk menjadi sumber utama mata air alami di Macau. Kalimat terkenal Portugis: "Orang yang minum dari Lilau takkan pernah melupakan Macau" mencerminkan nostalgia penduduk setempat 'untuk Lilau Square. Daerah ini sesuai dengan salah satu dari kuartal pertama perumahan Portugis di Makau.


3.      Ruins of St. Paul’s
 


                                    The Ruins of St Paul mengacu pada fasad yang awalnya merupakan Gereja Mater Dei yang dibangun pada 1602-1640, dihancurkan oleh api pada tahun 1835, dan reruntuhan College St Paul, yang berdiri berdekatan dengan Gereja. Secara keseluruhan, Gereja tua Mater Dei, College St Paulus dan Mount Fortress semua konstruksi Jesuit dan membentuk apa yang dapat dianggap sebagai Makau "acropolis". Dekat, sisa-sisa arkeologi dari College tua St Paulus bersaksi untuk apa adalah universitas bergaya barat pertama di Timur Jauh, dengan program akademik yang rumit. Saat ini, fasad Ruins of St Paul fungsi simbolis sebagai altar ke kota.
              Demikian beberapa peninggalan sejarah di Macau yang sebenarnya masih banyak sekali, namun rasanya kurang mantap jika hanya mengutip dari sumber lain. Penulis berharap bisa menampilkan foto dan tulisan yang berasal dari hasil perjalanan penulis sendiri ke sana. Semoga bisa kesana dengan menampilkan foto-foto hasil jepretan sendiri.