Selasa, 28 Juni 2016

Tingkatkan pendidikan kesehatan melalui "kelas kesehatan"

Anak-anak sekolah merupakan aset berharga yang harus dijaga sejak dini. Anak-anak yang cerdas dan berkualitas adalah dambaan untuk menjadi generasi penerus bangsa di masa depan. Peran pendidikan tentu akan sangat berpengaruh dalam hal ini. Namun tentu kita semua tahu bahwa untuk menjadi seseorang yang cerdas, pintar, kreatif dan sebagainya tak lepas dari yang namanya "sehat". Ya anak-anak sekolah tersebut harus sehat agar bisa lebih semangat dalam belajar, agar konsentrasi tetap terjaga, agar bisa melakukan berbagai kegiatan semuanya harus memiliki label "sehat" terlebih dahulu. Sedangkan faktanya saat ini banyak anak-anak sekolah yang belum mengetahui pentingnya menjaga kesehatan tersebut, belum mengetahui bagaimana berperilaku hidup bersih dan sehat. Apalagi di daerah pedalaman selain belum mengetahui manfaat kesehatan mereka juga belum mampu melakukan upaya untuk menjaga kesehatan itu sendiri karena masih banyaknya keterbatasan yang dimiliki. Misalnya untuk menjaga kebersihan diri harus mandi minimal 2x sehari, menggosok gigi, memakai alas kaki dan sebagainya. Awalnya mereka belum tahu manfaat dari itu semua, setelah mengetahuinya mereka punya kemauan untuk melakukan hal tersebut namun apa yang terjadi selanjutnya ? Mereka masih ada yang belum mampu untuk membeli sabun, sikat gigi, alas kaki. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah sumber air yang sangat terbatas menjadi penghalang utama. Bagaimana bisa mandi, mencuci tangan, menggosok gigi jika bahan utamanya yaitu air masih sulit didapatkan. Namun terlepas dari semua itu, kami tetap berupaya mengajarkan kepada mereka akan pentingnya kesehatan tersebut, dengan harapan ketika kelak sarana dan prasarana telah ada, mereka masih ingat dan mampu mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan rutin kami ialah memberikan pengetahun kesehatan yang dinamakan dengan "kelas kesehatan" di SMP YPPK St. Kizito setiap Senin sore. Tak hanya berbagi di dalam ruang kelas tapi juga melakukan permainan edukatif di lapangan. Memberikan pengetahuan memang tidak dapat melihat hasilnya secara instan, tapi dengan perlahan-lahan, pelajaran demi pelajaran yang diberikan semoga menjadi bekal untuk kehidupan mereka di masa depan.
#pendidikankesehatan #promosikesehatan #puskesmaskimaam #nusantarasehat













Jumat, 24 Juni 2016

Memperingati Hari Kesehatan Nasional ke 51 di Puskesmas Kimaam Merauke

Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke 51 yang jatuh pada tanggal 12 November Tim Nusantara Sehat didukung oleh Puskesmas Kimaam menyelenggarakan Lomba Ekspresi Diri. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 November 2015 di Aula Puskesmas Kimaam. Lomba Ekspresi Diri ini terdiri dari lomba orasi dan membuat majalah dinding, dengan sasaran siswa SD, SMP, dan SMA/K yang ada di kampung dalam Distrik Kimaam. Setiap tingkatan sekolah memiliki tema perlombaan yang berbeda-beda. Untuk tingkat SD temanya PHBS yang berfokus pada cuci tangan pakai sabun dan sikat gigi, untuk tingkat SMP tema yang digunakan adalah gizi seimbang, adapun tingkat SMA/K temanya pergaulan yang sehat. Tema tersebut dipilih sesuai dengan materi penyuluhan yang pernah disampaikan bidang Promkes Puskesmas Kimaam di sekolah-sekolah. Aula Puskesmas Kimaam sangat ramai oleh peserta lomba dari 6 sekolah serta guru-guru pendamping dan penonton. Orasi dari SD ditampilkan berbeda dengan orasi SMP dan SMA/K. Jika orasi SMP dan SMA/K peserta hanya berbicara di panggung yang telah disediakan namun untuk orasi SD peserta langsung mempraktekkan bagaiamana langkah mencuci tangan pakai sabun dan menyikat gigi yang benar. Orasi tingkat SD ini memiliki keseruan tersendiri karena kita semua tahu bahwa pasti sangat jarang ada anak-anak Kimaam yang sudah mempraktekkan 7 langkah cuci tangan. Walaupun mereka sudah mengetahui namun belum tentu dipraktekkan di rumah masing-masing karena keterbatasan air. Kegiatan ini juga mengundang dari pihak distrik, koramil, dan polsek yang sekaligus menjadi juri pada perlombaan tersebut. Perlombaan ini diharapkan mampu membangkitkan semangat anak-anak Kimaam untuk meningkatkan   pengetahuannya akan kesehatan agar menjadi generasi yang sehat dan cerdas sesuai dengan tema lomba ekpresi diri ini yaitu "Generasi Kimaam Cinta Sehat, Siap Membangun Negeri". Bapak Hugo perwakilan dari distrik yang sekaligus sebagai ketua juri lomba mengatakan dalam perlombaan ini tidak ada yang menang dan kalah, semuanya menang karena telah mampu menampilkan ekspresi dirinya masing-masing, walaupun pada akhirnya tetap harus dipilih salah satu yang terbaik. Berdasarkan hasil keputusan 5 juri yang terdiri dari pihak distrik, koramil, polsek dan 2 dari staff puskesmas maka didapatlah untuk juara 1 lomba mading dan orasi tingkat SD dua-duanya diperoleh oleh SD YPPK Don Bosco Kimaam, untuk tingkat SMP dua-duanya juga dimenangkan oleh SMP St Kizito Kimaam, dan tingkat SMA/K kedua perlombaan juga dijuarai oleh SMA Negeri 1 Kimaam.       




















Rabu, 22 Juni 2016

Hujan

Di Kimaam hujan itu anugerah besar yang dikirimkan Tuhan. Jika dulu sering sekali kecewa jika hujan datang karena alasan tak bisa kesana kesitu lah, cucian tak kering lah, becek lah. Tapi kini hujan itu bagaikan kekasih yang ditunggu2 kehadirannya. Rasa syukur yang begitu dalam terucap saat hujan turun. Karena akhirnya air di blong bakalan terisi, yes bisa nyuci pakaian, yuhuu gak usah angkat air di sumur deh. Itulah jenis kata-kata yang sering diucapkan ketika hujan menghampiri. Disini semua terasa berharga. Tetes demi tetes air yang turun ditampung dengan sederhana. Pernah kebayang ga mandi pakai air hujan yang sebelumnya air itu mampir diatap kemudian disalurkan ke dalam blong. Itu pernah terjadi waktu saya anak-anak dan bukan dalam rangka mandi yg sesungguhnya, karena saat itu hanyalah bermain-main saja, setelah itu pasti bakalan dibilas dengan air biasa. Tapi disini air itu dipakai untuk mandi yg sesungguhnya, tak ada pilihan lain lagi.

Bersyukur

Sungguh sangat bersyukur punya abah seorang guru, guru yang tak hanya mengajar tapi juga mendidik. Pendidikan orangtua di rumah sangat besar pengaruhnya bagi seorang anak. Dongeng2 penuh makna sebelum tidur yang dikemas dengan bahasa yg apik membuat daya pikir dan imajinasi selalu terasah. Memberikan pelajaran pada setiap kejadian. Memberikan kepercayaan seutuhnya agar anak-anaknya menjadi seseorang yang berani dan percaya diri. Abah lebih banyak mengajarkan sesuatu hal secara tersirat, ia selalu menguji anaknya untuk berpikir tentang apa makna dari sesuatu yg dikatakannya.  Ketika aku diizinkan untuk kuliah jauh dari tempat tinggal, bukan berarti aku dibebaskan karena tak banyak aturan yang ia berikan. Tapi sebagai anak yang selama ini dididik dengan baik, aku sadar ia telah memberikan kepercayaan terbesarnya pada anak perempuannya untuk menuntut ilmu pada tempat yg jauh. Maka dari itu tak akan aku sia-siakan kepercayaan yg diberikannya. Semua ini membuatku berpikir akankah aku mampu melakukan itu pada anak-anakku kelak. Atau akankah Tuhan memberikanku pasangan yg bisa mendidik anak-anak di rumah, tak hanya mengandalkan pendidikan di sekolah.

Hidayah kedua

Bagiku akan ada dua hidayah terbesar dalam hidup ini. Yang pertama adalah adanya aku pada keluarga yang sempurna, dengan kehidupan yang penuh dengan anugrah hingga saat ini. Kemudian hidayah kedua itu adalah kamu. Kamu yang belum bisa aku miliki, belum bisa ku gapai, tapi masih sebatas ku harapkan. Kamu yang kuharap mampu bersamaku menjalani kehidupan selanjutnya dengan penuh cinta kasih, bersama menapaki jalan cerita hidup ini untuk menggapai surga-Nya. Bersamamu ku berharap bisa memberikan keturunan yang cerdas nan sehat serta yang patuh dan taat pada perintah agama, agama Allah yang Rahmatan lil alamin.
Hidayah kedua, ku harap kau akan segera tiba, tiba dihadapanku, membawaku pada kehidupan baru. Walaupun aku  tau akan penuh dengan lika liku tapi bersamamu aku yakin kita mampu menerjang setiap waktu, selalu bersatu, berserah pada yang Maha Tahu. Hidayah kedua, akankah harapanku bisa menjadi nyata, memberikan segenap cinta pada yang selalu setia, selalu semangat dalam meraih asa dan cita hingga sampai pada surga-Nya.
Hidayah kedua, malu rasanya mengharapkanmu yang begitu sempurna, padahal diri ini tak adalah apa-apanya, hanya punya segenggam cita-cita untuk menjadi wanita yang setia.
Hidayah kedua, dalam doa ku pinta dirimu pada Yang Maha Kuasa, untuk menjadikanmu sebagai imamku, menyatukan kita dalam ikatan suci.