Jumat, 23 September 2016

Aku sulit dimengerti

"Aku orang yang sulit dimengerti" kataku waktu itu, dengan rasa yang tak karuan, dengan penuh kekhawatiran karena itu merupakan kalimat terakhir yang ingin ku katakan setelah semua kalimat terakhir berhasil kamu patahkan. Kalimat ini ku rasa menjadi penentu apakah akhirnya kita tetap bisa bersatu. Aku yang menunduk sejak mengucapkan itu belum berani menatap ke arahmu. Tapi kamu dengan entengnya menjawab "aku akan belajar padamu untuk mengertimu. Ketika kamu bilang kamu orang yang sulit dimengerti itu artinya kamu sudah mengerti tentang dirimu yang sulit  dimengerti itu. Maka aku akan selalu berada didekatmu, menjadi bagian dari dirimu agar bisa mengerti kamu sebagaimana kamu mengerti dirimu. Okay ?" Senyum ramahmu akhirnya berani ku tatap dengan senyum seadanya yang ku miliki. "Tapi..." aku berusaha menjawab. Tapi kamu sudah menggeleng, membuatku tak melanjutkan kalimatku. "Tidak ada yang sempurna dek. Mas tahu banyak kekhawatiran dibenakmu, dipikiranmu. Mas juga begitu. Tapi mau sampai kapan kita menyimpannya sendiri. Mas juga bukan orang yang sempurna. Mas juga banyak kekhawatiran, tapi mas punya keyakinan kalau bersama adek bisa melewatinya, bisa menghadapinya. Selain itu mas juga yakin adek menunggu kata-kata seperti ini kan ? Seseorang yang mengatakan keyakinannya pada adek ? Tapi ehh tapi lagi, mas ga mau cuma berkata-kata saja, tapi sesungguhnya itu memang dari hati, dan sudah mas niatkan, walaupun kata-katanya sedikit menyontek dari blog adek. Mas ga pandai membuat kata-kata.hehehee"
Aku tidak menyangka dia tahu alamat blogku. Ahh itukan tulisan galau semua. "Kok bisa tahu blogku" "ahh kenapa jadi bahas blog, tadi kalimat mas panjang kali lebar kok belum ditanggapi, jadi bagaimana ?" "Hmmm..." "will you marry me?" " hmmm.." " kita jalani bersama sisa umur ini untuk menjadi orang yang bermanfaat, yakinlah dek berdua itu lebih baik, meskipun tak ada yang sempurna, semua punya ujian yang berbeda, cobalah terima satu dari sekian banyak sikap manusia yang berbeda. Tentang sikap itu kan yang kamu khawatirkan? Khawatir kamu bosan, khawatir kamu kesal berkepanjangan, khawatir kamu hanya bisa memendam sendiri. Insya Allah tidak lagi dek, aku sudah banyak bertanya pada teman-temanmu, pada mereka yang pernah tinggal sama-sama denganmu. Mereka bilang sejatinya kamu baik, tapi kadar diammu sangat tinggi, walaupun diammu bukan diam seutuhnya, ada yang bekerja saat kamu diam yaitu pikiranmu. Entah apa saja yang kamu pikirkan mereka bilang kamu tak pernah bosan, begitu menikmatinya. Dan aku akan tetap memberikan ruang untuk ke'diam'anmu, serta memberikan ruang saat kamu kembali dari ke'diam'anmu. Aku akan mendengarkan semua yang ada pada dirimu dek. Entah itu dalam keadaan kamu diam atau bicara. Aku akan selalu ada. Dan tentang diriku, aku akan berikan alamat blogku. Ku rasa kamu akan dengan mudah bisa mengetahui seperti apa aku, karena kamu pengamat yang handal. Jadi maukah kamu bersamaku untuk menebar manfaat bersama, mengharap ridha-Nya, bersama menapaki anak tangga untuk menuju jannah-Nya ?"
Airmataku menetes.  ditetesan kedua akhirnya aku berani bicara. "Bismillah, iya mas, bimbing adek ya". Tetesan ketiga pun hadir.
Selanjutnya setelah kamu menarik nafas panjang dan tak henti menebar senyum bahagia, kamu berucap "setiap orang itu berbeda, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi semuanya ciptaan Yang Maha Kuasa, pasti punya arti, punya makna, tak hanya sekedar diciptakan saja. Ada yang sudah menyadari tentang dirinya, ada yang belum, ada yang sudah mampu mensyukuri ada yang masih mengeluh.  Itu pemahaman pertama yang harus kita kuasai. Agar kita menjadi orang yang lebih bersyukur, menghargai diri sendiri, memberdayakan kemampuan, keahlian yang dimiliki. Tak perlu iri dengan orang lain, tak harus kita mengikuti jalan yang kebanyakan dijalani orang lain. Karena belum tentu itu benar, atau baik untuk kita. Asalkan kita tetap berpegang teguh pada petunjuk-Nya, melakukan sesuatu berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah serta selalu mengharap ridha-Nya, semoga kita bisa meraih surga-Nya. Pemahaman kedua adalah dari sekian banyak sikap orang yang adek kenal lihatlah dari sisi baiknya, dari kehebatannya, bukan untuk membuat kita iri, tapi agar hati kita lebih enteng menerima orang itu. Saya tau kalau adek tidak suka dengan orang itu pasti diam, ga mau bicara panjang lebar, paling-paling ngangguk dan menjawab iya. Iya kan ? Mas ga ngelarang kalau nanti adek mau diamin mas kalau mas ada salah, tapi kalau sudah puas diamnya maka bicaralah.
06/09/2016
*fiksifitri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar