Jumat, 23 September 2016

Bukan ahli pembuka tutup

Kejadian malam ini mengingatkanku pada masa silam, kejadian serupa yang seharusnya tak ku ulangi. Saat itu aku dikasih choki-choki, kemudian dengan bangganya aku mengeluarkan sejenis benda tajam untuk membukanya dengan harapan agar sang pemberi itu tahu bahwa aku orang yang selalu membawa barang-barang perlengkapan sendiri tanpa harus pinjam sana sini. Ehh ternyata harapan pupus, yang ada malah bikin malu, kenapa ? Karena ternyata untuk membuka choki-choki itu tak perlu benda apapun, cukup dengan tangan saja, disitu sudah ada sedikit sobekan sebagai gerbang untuk membukanya. Ahh betapa bodohnya aku pikirku setelah dia contohkan cara membuka choki-choki itu. Dan malam ini aku membuka salep, kuambillah jarum yang ada di dekatku untuk menusuknya. Lalu temanku pun berkata "ngapain pakai jarum ? Itu di penutupnya dibikin runcing buat membuka salepnya." Owalahhh kataku. Ternyata segala sesuatu yang tertutup itu telah disiapkan cara untuk membukanya, hanya saja kita perlu jeli melihatnya. Benar-benar tak terpikir olehku sebelumnya. Harusnya dari kejadian choki-choki itu aku sudah berpikir sejauh seperti ini. Tapi tak apalah setelah mengalami tiga kejadian (kejadian kedua adalah sebelum salep ini, membuka sebuah minuman yang ternyata cara membuka semacam mika penutup itu ada di tutup botolnya yang runcing, teman yang mengingatkan tentang botol minuman ini sama dengan yang mengingatkan tentang membuka salep tadi) baru ku pahami dan semoga menjadi pelajaran untuk selanjutnya.
Mungkin untuk masalah hati seseorang pun bisa berlaku konsep ini, kadang hati yang tertutup itu karena kita yang tak tahu cara membukanya, pun kalaupun bisa membuka jangan sampai salah, jangan sampai menggunakan cara-cara yang berbeda, rumit dan melibatkan banyak hal, padahal ada cara mudah yang telah disediakan, yang ada disekitarnya, yang telah satu paket dengannya. Makanya harus benar-benar jeli jika ingin membuka sesuatu... :)
Kimaam, 10/09/2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar