Selasa, 18 Oktober 2016

26 agt 16

Kimaam, 26 Agustus 2016
Hari ini aku telah menyelesaikan buku "cinta adalah perjuangan"nya Azhar Nurun Ala.
Ada banyak rasa yang muncul. Salah satunya adalah aku ingin menjadi penulis juga. Aku ingin melahirkan sebuah buku juga. Aku ingin memiliki sebuah karya juga dari tulisan-tulisan yang berasal dari berbagai pikiran. Ya sebenarnya otakku hampir selalu melahirkan banyak tulisan yang belum sempat kutuangkan dalam bentuk nyata. Ia sering hinggap dipikiran yang kemudian akan hilang karena terlalu sering ku abaikan. Sebenarnya bukan mengabaikan, tapi penyakit malaslah yang membuat untaian-untaian kata itu menghilang. Aku ingin sekali menjadi orang yang disiplin menulis, menulis apa saja. Apa yang terjadi hari ini, apa yang ku rasa, apa yang ku mau. Banyak sekali yang ingin ku tulis. Dan dari dulu aku percaya diri bahwa aku bisa jadi penulis, walaupun penulis untuk diriku sendiri. Terlalu banyak kata-kata di dalam otak yang ku miliki, tetapi tak ku ucapkan, yang akhirnya akan terbuang sia-sia karena aku malas menuliskannya. Aku bukan orang yang suka bicara, aku tak pandai membuat orang mengobrol lama-lama denganku karena aku tak bisa melahirkan sebuah topik yang seru untuk dibahas kemudian bercerita panjang kali lebar. Aku bukan orang yang seperti itu. Tapi jauh di dalam benakku, aku punya milyaran kata yang mengantri untuk ku keluarkan. Bukan dalam bentuk ucapan, namun dalam bentuk tulisan. Sungguh aku tak begitu terlatih dalam ucapan. Lidahku terasa kelu, dan langsung memutuskan bahwa diam itu lebih baik. Banyak sekali penyerangan-penyerangan dalam bentuk ucapan mendatangiku, tapi aku tak begitu menghiraukan. Aku hanya akan tersenyum, mengatakan iya atau tidak, atau kalimat lain yang singkat tanpa ada tujuan untuk memenangkan penyerangan itu ataupun mengalahkan penyerang. Sebenarnya sama saja ya. Tapi sungguh keduanya tak ku lakukan. Aku membiarkan dengan alasan biarlah orang itu mengetahui atau mengerti atau memahami kebenarannya dari perbuatanku atau dari hal-hal lain yang tak perlu dengan ucapan penyangkalanku saat itu. Karena bagiku seseorang yang melakukan penyerangan pasti tujuannya hanya untuk menang, kalaupun dia dikalahkan tetap saja tidak terima, dia akan tetap akan menganggap dialah yang harus menang.
Ah sebenarnya apa yang ingin ku tulis sore ini, terlalu kesana kemari ya. Nah itulah bukti bahwa dibenakku terlalu banyak yang mengantri. Entah itu tentang buku tadi, tentang sikapku sendiri, bahkan ada juga tentang kamu, ya kamu yang akupun tak tahu tapi hanya ingin menuliskan kata "kamu" juga, walau tak jelas siapa yang ku tuju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar